Keputusan ada di tangan orangtuanya, kapan harus mencabut alat penopang kehidupan.
Bocah wanita dua tahun yang dilindas dua mobil dan dibiarkan terkapar di jalan kota Foshan, provinsi Guangzhou, China, tidak memiliki lagi harapan untuk hidup. Sekarang, orangtua bocah bernama Yueyue itu harus membuat keputusan yang luar biasa sulit.
Dokter di rumah sakit militer Guangzhou yang merawat Yueyue telah memastikan otak bocah malang itu telah mati dan tidak berfungsi. Dengan demikian, Yueyue ibarat mayat hidup. Bernafas, tapi tidak bisa melakukan apapun. Tinggal menunggu waktu sampai hembusan nafasnya yang terakhir.
"Yueyue dalam keadaan koma berat dan secara klinis otaknya sudah mati," kata dokter yang tidak disebutkan namanya tersebut, dilansir dari laman Xinhua, Rabu 19 Oktober 2011.
Orangtua Yueyue yang hanya seorang pekerja miskin, kini mengambil keputusan pahit; kapan waktu yang tepat mencabut alat penopang kehidupan gadis cilik itu. Keputusan yang tidak diinginkan orangtua manapun di dunia.
Kondisi kesehatan Yueyue, yang berarti kebahagiaan kecil, dilaporkan secara langsung di sebuah situs di internet khusus mengulas masalah ini. Berbagai spekulasi berdatangan.
Awalnya dikatakan Yueyue mulai membaik, kondisinya sudah stabil, namun memang otaknya masih belum pulih. Namun, pada Rabu sore laporan kondisi Yueyue terhenti. Awalnya, dikatakan Yueyue telah meninggal, namun hal ini tidak dapat dikonfirmasi.
Insiden yang menimpa Yueyue mengundang kemarahan publik China dan dunia. Tubuh mungil Yueyue dilindas mobil van, terkapar penuh darah. Tapi para pejalan kaki yang melintas hanya melihat tanpa memberikan bantuan. Beruntung, seorang pemulung tua membantu gadis kecil ini.
Jutaan pengguna internet di China menyampaikan komentar murka mereka. Kebanyakan mengatakan bahwa ada yang salah dengan modernisasi di China dan mempertanyakan slogan harmonisasi yang diusung pemerintah China.
Kasus Yueyue seakan menambah satu lagi kemarahan yang dialami China. Sebelumnya, China dikatakan telah menderita akibat korupsi di tubuh politik dan bisnis, lemahnya penegakan hukum, polusi yang menyebabkan angka penderita kanker bertambah, dan semakin lebarnya jurang si kaya dan si miskin.
Dokter di rumah sakit militer Guangzhou yang merawat Yueyue telah memastikan otak bocah malang itu telah mati dan tidak berfungsi. Dengan demikian, Yueyue ibarat mayat hidup. Bernafas, tapi tidak bisa melakukan apapun. Tinggal menunggu waktu sampai hembusan nafasnya yang terakhir.
"Yueyue dalam keadaan koma berat dan secara klinis otaknya sudah mati," kata dokter yang tidak disebutkan namanya tersebut, dilansir dari laman Xinhua, Rabu 19 Oktober 2011.
Orangtua Yueyue yang hanya seorang pekerja miskin, kini mengambil keputusan pahit; kapan waktu yang tepat mencabut alat penopang kehidupan gadis cilik itu. Keputusan yang tidak diinginkan orangtua manapun di dunia.
Kondisi kesehatan Yueyue, yang berarti kebahagiaan kecil, dilaporkan secara langsung di sebuah situs di internet khusus mengulas masalah ini. Berbagai spekulasi berdatangan.
Awalnya dikatakan Yueyue mulai membaik, kondisinya sudah stabil, namun memang otaknya masih belum pulih. Namun, pada Rabu sore laporan kondisi Yueyue terhenti. Awalnya, dikatakan Yueyue telah meninggal, namun hal ini tidak dapat dikonfirmasi.
Insiden yang menimpa Yueyue mengundang kemarahan publik China dan dunia. Tubuh mungil Yueyue dilindas mobil van, terkapar penuh darah. Tapi para pejalan kaki yang melintas hanya melihat tanpa memberikan bantuan. Beruntung, seorang pemulung tua membantu gadis kecil ini.
Jutaan pengguna internet di China menyampaikan komentar murka mereka. Kebanyakan mengatakan bahwa ada yang salah dengan modernisasi di China dan mempertanyakan slogan harmonisasi yang diusung pemerintah China.
Kasus Yueyue seakan menambah satu lagi kemarahan yang dialami China. Sebelumnya, China dikatakan telah menderita akibat korupsi di tubuh politik dan bisnis, lemahnya penegakan hukum, polusi yang menyebabkan angka penderita kanker bertambah, dan semakin lebarnya jurang si kaya dan si miskin.
0 comments:
Posting Komentar