My Profile

Foto saya
Yogyakarta, D.I.Y, Indonesia

Change The Font

Language Translation

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Featured Post 4

Minggu, 23 Oktober 2011

PESAN SRI SULTAN KEPADA GKR BENDARA-KPH YUDANEGARA ; ”Binalah Rumah Tangga Didasari Kejujuran”

”KEHILANGAN harta sama dengan tidak kehilangan apa-apa. Kita mati, itu hanya kehilangan separoh. Tapi kalau kita kehilangan kehormatan dan harga diri, itu sama dengan kehilangan segalanya”.
Filosofi kehidupan tentang kehormatan dan integritas yang luar biasa dan diwejangkan Sri Sultan HB X itu terdengar hingga ke luar Gedhong Jene, Rabu (19/10). Dan kalimat yang luar biasa maknanya itu disampaikan kepada pasangan baru, GKR Bendara dan KPH Yudanegara dalam upacara pamitan. Upacara pamitan sangat khusus dan selama ini selalu tertutup bagi wartawan.
Namun pamitan kemarin menjadi istimewa dan lain dari biasanya. Meski tetap tertutup, namun wartawan foto diperbolehkan mengambil gambar dan kemudian suaranya diperdengarkan melalui speaker di luar. Jika selama ini wartawan tidak pernah tahu persis nasihat Sultan HB X kepada putrinya yang menikah, kali ini semua terdengar jelas.
Seperti biasa, Sri Sultan menjadikan kesempatan itu untuk menasihati pasangan baru. Namun dalam kehidupan keluarga integritas adalah hal yang sangat penting. ”Bagi kami kehormatan dan harga diri itu jadi pertaruhan,” kata Sultan. Sehingga kalian, kata Sultan kepada GKR Bendara dan KPH Yudanegara, perlu senantiasa menjaga integritas keluarga dengan baik.
Membangun biduk rumahtangga adalah menyatukan dua anak manusia dari lingkungan keluarga yang mungkin berbeda pola asuh bahkan adat istiadat. Menurutnya, jika ada perbedaan pendapat, marah dalam satu keluarga merupakan suatu hal yang wajar. Namun menurut Sri Sultan ketika suatu saat terjadi perbedaan pandangan dalam menilai persoalan sebaiknya didialogkan dengan jujur, terbuka dan ikhlas. Jangan mengedepankan emosi.
Menguasai
”Karenanya, janganlah sekali-kali kamu menguasai istri kamu. Dan jangan sekali-kali kamu menguasai suami kamu. Saya mohon dengan sangat binalah rumahtanggamu didasari dengan kejujuran, keikhlasan dan kehormatan satu sama lain. Karena dengan hanya dasar itu cinta kasih berkembang makin mendalam,” tambah Sri Sultan yang tentu juga mendoakan kebahagiaan putri bungsunya.
Raja Kraton Yogya juga berpesan, dalam membangun komunikasi di keluarga sebaiknya digunakan kalimat yang baik dan menyejukkan. ”Kami terbiasa di Kraton biarpun punya pembantu, kalau suruhan juga menyampaikan dengan kalimat : tolong ambilkan sesuatu,” tutur Sultan. Ini salah satu cara pilihan kalimat yang bisa membangun guyubnya satu kehidupan.
Pamitan, merupakan rangkaian upacara pawiwahan ageng yang juga dihadiri GKR Hemas dan keluarga Kraton yang lain serta dari keluarga besan. Sekitar 20 menit Sri Sultan memanfaatkan waktu untuk memberi nasihat bagi pasangan yang baru menapaki kehidupan dalam rumahtangga.
Pada kesempatan itu Sultan juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Yogya atas segala hal yang kurang berkenan selama penyelenggaraan pawiwahan. Khususnya saat penutupan sebagian Malioboro yang mengganggu perjalanan masyarakat Yogya maupun luar Yogya. Permintaan maaf juga disampaikan kepada keluarga mempelai laki-laki jika dalam acara maupun penyiapan tempat ada kekurangan yang dilakukan panitia. Bagaimanapun meski sudah mencoba bekerja keras, tapi Sultan yakin pasti ada kekurangan. Permintaan maaf juga disampaikan kepada jurnalis yang meliput kegiatan pawiwahan ageng.
Melepas Anak
Jika Sri Sultan terdengar tegar dalam memberikan nasihat, kesedihan terlihat dan dirasakan GKR Hemas. ”Sebagai ibunya, tentu merasa bahagia karena anaknya sudah berkeluarga. Di samping itu saya juga sedih karena saya harus melepas anak,” papar GKR Hemas pada wartawan usai upacara pamitan. Jika selama ini GKR Bendara tinggal bersamanya di Jalan Suwiryo Jakarta, setelah menikah keduanya akan tinggal di Apartemen Kemang Village, yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
Ada banyak hal yang membuat GKR Hemas merasa sedih ketika melepas putrinya. Paling tidak, putri bungsu yang sehari-hari disapa Mbak Reni ini paling rajin mengingatkan sang ibu dalam hal pola makan. Selain itu Reni juga paling periang. ”Mbak Reni itu di rumah paling banyak ngomongnya. Dan kita kadang-kadang merasa sepi kalau tidak ada dia,” tuturnya ketika ditanya perilaku Jeng Reni yang paling membuat kangen.
Terlebih, Reni pula yang paling bisa mengendalikan dan mengingatkan ibundanya untuk mengonsumsi makanan yang sehat. ”Mbak Reni tahu kalau kolesterol saya tinggi, jadi dia paling sering mengingatkan saya untuk makan makanan yang sehat. Bahkan tiap pagi Mbak Reni bilang mulai hari ini saya bikinkan sandwich, tidak boleh makan nasi dan yang berlemak,” tutur GKR Hemas.
Terkesan
Banyak cerita yang menggambarkan kedekatan ibu anak tersebut. ”Sebagai ibu saya sangat terkesan ketika Mbak Reni memberikan gaji pertamanya kala bekerja sebagai waiters restoran Thailand di Swiss untuk ibundanya. Saya sampai menangis waktu itu,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Meski nilainya tidak besar, namun diakui, hal itu menjadi kepuasan batin tersendiri bagi GKR Hemas maupun Mbak Reni. Dan uang tersebut GKR Hemas digunakan untuk membeli kalung agar ada yang bisa dikenang.
”Cuma Mbak Reni tidak tahu itu. Nanti akan saya berikan setelah dia menikah,” ucap Hemas.
Wakil Ketua DPD RI itu juga berharap, setelah menikah Mbak Reni bisa diberi kesempatan untuk berkarier, selain menjalankan kewajibannya mengelola rumahtangga. Reni diharapkan pula dapat memanage rumahtangganya dengan baik. Karena kesuksesan suami dan kebahagiaan rumahtangga sebetulnya ada di tangan perempuan. Perempuan juga harus bisa mengelola keuangan rumahtangga dengan baik. ”Manajemennya ada di perempuan,” tutur GKR Hemas. Misalnya soal momongan, harus ada kesepakatan dengan Mbak Reni. Berapa anak yang direncanakan harus disesuaikan dengan kemampuan, kesehatan dan kesempatan.
”Tapi kalau harapan saya anaknya jangan banyak-banyak. Kita harus bisa membentuk keluarga kecil tapi bahagia,” imbuhnya. Dan yang terpenting keluarganya harus berkualitas. Dalam arti sehat, bisa mendidik anak dengan baik dan anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan seluas-luasnya.

0 comments:

Posting Komentar

Tv Online

Ayo Beri Dukungan Utk Tim Merah Putih Di SEA GAMES 2011!. Klik Di Sini

 
© Copyright 2035 klikdisini-aja.blogspot
Theme by Yusuf Fikri